Portal Pantura, Bogor – Di tengah tren minuman kekinian, seorang ibu rumah tangga bernama Dinar berhasil memanfaatkan peluang dengan mengembangkan bisnis bernama Sticky Milk.
Usaha ini menghadirkan minuman berbasis susu dengan berbagai rasa populer, seperti cokelat, mangga, taro, hingga oreo.
Awalnya, Dinar merasa ragu karena latar belakangnya sebagai sarjana pendidikan.
Namun, kebutuhan ekonomi, termasuk cicilan rumah tangga, mendorongnya untuk memulai usaha ini.
Berawal dari pinjaman bank sebagai modal awal, Dinar meracik resep dan memproduksi Sticky Milk di dapurnya.
Kini, usaha yang dimulai dari nol ini telah berkembang pesat dengan omset harian mencapai jutaan rupiah.
Menariknya, perjalanan Dinar tak lepas dari tantangan, mulai dari cibiran orang sekitar hingga pengelolaan bisnis di tengah peran sebagai ibu rumah tangga.
Proses Pembuatan Sticky Milk
Salah satu keunggulan produk ini adalah proses pembuatannya yang sederhana namun menjanjikan kualitas rasa.
Resep dasar untuk satu kilogram adonan memerlukan air mendidih sebanyak 600 ml.
Setelah air mendidih, bubuk khusus yang menjadi bahan utama dimasukkan dan diaduk menggunakan mixer hingga larut sempurna.
Campuran susu kental manis menjadi elemen tambahan yang memberikan rasa creamy khas Sticky Milk.
Setelah adonan tercampur rata, produk dikemas dalam toples kaca agar tampilannya menarik dan higienis.
Dinar menjelaskan bahwa minuman ini memiliki daya tahan hingga 10 hari jika disimpan di lemari pendingin.
Dengan ukuran porsi 24 ons, satu kilogram adonan bisa menghasilkan 25–30 gelas.
Untuk ukuran kecil, jumlah porsinya bahkan mencapai 60 gelas.
Harga jual yang kompetitif, mulai dari Rp6.000 per gelas, membuat produk ini digemari berbagai kalangan.
Strategi Kemitraan dan Franchise
Kesuksesan Sticky Milk tak hanya berhenti pada penjualan eceran.
Untuk memperluas jaringan bisnis, Dinar membuka peluang kemitraan.
Untuk menjaga kepercayaan mitra, Dinar menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap penipuan.
Ia mengimbau agar calon mitra hanya menghubungi kontak resmi yang tertera pada platform resmi mereka, seperti TikTok dengan nama pengguna “Racun Dinar.”
Perjuangan Melawan Stigma Sosial
Sebagai seorang ibu rumah tangga yang pernah berprofesi sebagai guru, Dinar sempat menerima banyak komentar miring terkait pilihannya untuk berbisnis.
Beberapa orang menganggapnya menyia-nyiakan ijazah pendidikan tinggi. Namun, bagi Dinar, keputusan ini adalah bentuk tanggung jawab kepada keluarga.
Ia merasa lebih baik bekerja dari rumah sambil menjaga anak-anak daripada meninggalkan keluarga untuk pekerjaan lain.
Titik terendah dalam hidupnya, yaitu saat tidak memiliki ongkos untuk berangkat mengajar, menjadi motivasi utama untuk mengubah hidupnya.
Kini, kesuksesan Sticky Milk menjadi bukti bahwa usaha kecil yang dikelola dengan tekad kuat bisa membawa perubahan besar.***