Saat ini, kata Ikrar, kita tidak sekadar siaga, tetapi harus bergerak.
“Tapi kita tidak akan melawan aparat TNI Polri. Mereka bagian dari masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Ikrar mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak ikut-ikutan demokrasi ‘kaum penjahat’.
Jika nanti indeks demokrasi turun, maka reputasi Indonesia di mata internasional akan gagal.
Dari sisi negara berkembang dan muslim yang apik akan sulit bertahan.
Indonesia tidak dipandang sebagai negara demokrasi muslim.
Dari sisi negara maju, Indonesia tidak dipandang sebagai negara muslim terbesar yang demokratis.
Indeks demokrasi sejak 2015 semakin menurun.
Salah satu cara untuk menahan indeks demokrasi supaya tidak turun pengadilan tidak menghukum Haris Azhar dan Fathia Mauludiyanti.
Ubedilah Badrun menanyakan semua carut marut politik Indonesia siapa yang paling bertanggungjawab? Jawabannya adalah Jokowi.
“Kalau faktor utamanya sudah jelas, maka Pemilu wajib tanpa Jokowi,” tegasnya.
Ketua BEM ITB, Bisma Ridho Pambudi menegaskan kondisi demokrasi hari ini sudah genting.
“Alasan apa lagi yang membuat kita diam? Kelompok muda sebetulnya sudah siap untuk bergerak dan memotong kekuasaan Jokowi.
“Nawacita telah berubah nawabencana. Janji Jokowi bullshit, masyarakat makin sengsara,” tegasnya geram.
Sementara Ketua BEM Gielbran Muhammad Noor kembali menegaskan bahwa Jokowi alumnus paling memalukan.