Terbukti intervensi KPK, menghalalkan segala cara untuk melanggengkan kekuasaan.
Demokrasi saat ini dalam fase runyam. Pembangunan yang dilakukan Jokowi hanya kamuflase.
Gielbran berharap gerakan mahasiswa akan terus membesar. Diharapkan, erakan tidak akan berhenti, tidak takut, dan yakin ini gerakan yang benar.
Saat ini sudah 900 kampus sepakat tolak politik dinasti. Jokowi telah menggunakan resources negara untuk kepentingan keluarga.
Pernyataan lebih keras disampaikan oleh Purnawirawan TNI Mayjen Soenarko.
Dia telah keliling ke empat provinsi. Aceh, Sumut, Jawa Barat Selatan, Banten ingin memisahkan diri.
“Jokowi bajingan demokrasi, penipu dan pengkhianat.
Jokowi tidak bisa dipercaya. Kalau didiamkan akan hancur,” katanya
Pemimpin, kata Soenarko, kalau tidak punya legitimasi ya turun, kalau gak mau turun, ya diturunkan.
“Itu kata Mahfud MD, lho,” papar Soenarko.
Kritikus politik Faizal Assegaf menyatakan bahwa demokrasi Indonesia dirusak oleh lima orang. Mereka adalah Jokowi, Iriana, Adik Ipar, Gibran, dan Kaesang.
Faizal heran belum pernah terjadi selama 9 tahun ada menteri yang berani melakukan pembangkangan.
Sementara Ormas dan LSM hanya gemar menjadi industri proposal.
Politik cawe-cawe demi sahwat dinasti politik.
Letjen Suharto mengaku teriris hatinya mendengar orasi Gielbran dan Bisma. Ungkapan itu mengingatkan kembali peristiwa 1998.
“Saya sungguh terbakar semangatnya dengan pengakuan adik adik,” tegasnya.