Ia juga menyayangkan pendeknya pemahaman Gibran terhadap suatu logika sederhana.
Koordinator Kajian Merah Putih Profesor Sutoyo Abadi menyatakan penampilan debat cawapres tadi malam telah membuka semakin lebar siapa sesungguhnya Gibran.
Ia tak hanya disebut songong dan tidak sopan, tapi ia juga kemlinthi dan keminter.
Gibran masih sangat labil emosi dan kepribadiannya. Pada saat yang sama dipaksa memasuki dunia politik harus bersikap ganda.
Sedangkan Gibran belum memiliki kecakapan untuk itu. Dampak kepribadiannya, akan pecah berantakan.
Dampaknya bagi generasi muda jika sikap seperti Gibran dibiarkan, maka akan ada reaksi dari anak muda khususnya pada level pendidikan tertentu (mahasiswa misalnya), rasa muak, jijik kecaman dan penolakan kepada Gibran yang sudah menyandang anak haram konstitusi dan cawapres yang melecehkan kompetensi dan sangat membahayakan negara.
Dengan penampilan debat seperti itu, sudah pasti tidak layak jadi pemimpin.
“Ini menjadi pendidikan politik bagi rakyat Indonesia betapa konyol dengan lahirnya cawapres karbitan dari rekayasa dinasti politik yang sangat buruk, menjijikan, dan memuakkan,” pungkasnya.***