“Terlepas dari hitung-hitungan ini, setidaknya kita punya PR untuk menangani 17.906 balita stunting lewat perbaikan pola asuh dan asupan gizi yang benar, disamping intervensinya dengan pemberian formula 100 atau PMT kaya protein khusus untuk balita yang status gizinya terkategori buruk selama tiga bulan berturut-turut untuk mengembalikan ke kondisi normal,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Umi menuturkan jika sebagian besar kasus balita gizi buruk di Kabupaten Tegal ini dipengaruhi oleh faktor aksesnya pada makanan bergizi yang kurang. Faktanya, dua dari tiga anak usia nol sampai dengan 24 bulan tidak menerima makanan tambahan dan satu dari tiga ibu hamil mengalami anemia yang disebabkan karena kekurangan gizi.
“Saya sangat mengapresiasi program ini karena selaras dengan agenda pembangunan daerah. Saya juga titip pesan, melalui agenda kerja Fatayat NU ini terus bangun kesadaran masyarakat kita akan pentingnya kesehatan keluarga, mencegah perkawinan usia dini, merencanakan kehamilan dan mencukupi kebutuhan gizi anak balita,” kata Umi.