Portal Pantura, Magelang – Mahasiswa KKN dari Universitas Diponegoro (UNDIP) mengadakan workshop bertema “Strategi Optimalisasi UMKM Anyaman Bambu di Desa Magersari,” sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk anyaman bambu di desa tersebut. Acara yang diadakan pada pukul 13.00 WIB ini dihadiri oleh 15 pengrajin anyaman bambu, sebagian besar adalah ibu rumah tangga yang menggantungkan perekonomian keluarga dari usaha tersebut.
Workshop ini diawali oleh Hana Fitria Zahidah, mahasiswa Ekonomi Islam UNDIP, yang menekankan pentingnya inovasi dan strategi pemasaran digital dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dalam sambutannya, Hana menjelaskan bahwa inovasi dalam produk dan penggunaan teknologi digital merupakan kunci untuk meningkatkan daya saing di pasar yang semakin kompetitif. “Kami berharap para pengrajin dapat mengembangkan variasi produk dan memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan pasar mereka,” ujar Hana.
Sesi pertama dalam workshop ini berfokus pada pengembangan produk anyaman bambu. Hana memberikan berbagai rekomendasi terkait inovasi produk, seperti mengubah anyaman bambu yang biasanya hanya digunakan untuk membuat keranjang atau tikar menjadi produk yang lebih bernilai tambah, seperti dekorasi rumah, aksesori fashion, dan peralatan rumah tangga. “Penting bagi para pengrajin untuk melihat potensi anyaman bambu sebagai bahan dasar yang bisa dikembangkan menjadi berbagai produk kreatif dan fungsional,” jelasnya.
Dalam presentasinya, Hana juga menampilkan contoh-contoh produk dari daerah lain yang telah berhasil dipasarkan dengan baik, seperti lampu hias dari anyaman bambu, tas ramah lingkungan, dan kotak penyimpanan multifungsi. Dengan mengembangkan variasi produk, para pengrajin diharapkan dapat menarik minat konsumen yang lebih luas dan beragam, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Materi kedua yang disampaikan dalam workshop ini adalah tentang strategi pemasaran digital. Hana menjelaskan pentingnya kehadiran online bagi UMKM, terutama dalam era digital saat ini di mana media sosial dan platform e-commerce menjadi alat pemasaran yang sangat efektif. “Media sosial seperti Instagram dan Facebook dapat menjadi etalase virtual untuk produk anyaman bambu, sedangkan platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee mempermudah proses jual beli,” tambahnya.
Setelah penyampaian materi, workshop dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Para peserta aktif berinteraksi, mengajukan pertanyaan, dan berbagi pengalaman dalam menjalankan usaha anyaman bambu mereka. Salah satu pengrajin mengungkapkan tantangan dalam memanfaatkan media sosial sebagai alat pemasaran, seperti keterbatasan pengetahuan teknologi dan sulitnya mengambil foto produk yang menarik.
Menanggapi hal tersebut, Hana memberikan solusi praktis, seperti memanfaatkan fitur kamera smartphone yang tersedia, serta memberikan tips sederhana dalam pengambilan gambar produk agar terlihat lebih profesional dan menarik bagi konsumen online. Hana juga menekankan pentingnya konsistensi dalam memposting konten di media sosial untuk menjaga engagement dengan audiens.
Workshop ditutup dengan sesi foto bersama, yang diharapkan dapat menjadi kenang-kenangan sekaligus bukti nyata dari semangat kolaborasi antara mahasiswa KKN UNDIP dengan masyarakat Desa Magersari. Di akhir acara, Hana menyampaikan bahwa timnya akan terus memberikan pendampingan dan dukungan kepada para pengrajin untuk memastikan pengetahuan yang mereka peroleh dapat diimplementasikan dengan baik.
Dengan adanya workshop ini, diharapkan UMKM anyaman bambu di Desa Magersari dapat tumbuh dan berkembang lebih pesat, memanfaatkan inovasi produk dan pemasaran digital sebagai kunci keberhasilan mereka. “Kami optimis bahwa dengan kerjasama dan kemauan belajar yang tinggi, para pengrajin dapat membawa UMKM anyaman bambu di Desa Magersari menjadi lebih maju dan dikenal luas,” pungkas Hana.
***Penulis: Hana Fitria Zahidah, mahasiswa KKN Ekonomi Islam Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip di Desa Magersari, Kabupaten Magelang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk tujuan komersil tanpa seizin redaksi.