Portal Pantura, Brebes – Aksi bersih-bersih sampah yang dilakukan di Sungai Ciraja, Desa Bangbayang, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Brebes. Kegiatan ini melibatkan puluhan relawan yang terdiri dari warga setempat dan komunitas sosial, dengan tujuan mengatasi masalah penumpukan sampah yang semakin mengkhawatirkan.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan Pengendalian Pencemaran DLH Kabupaten Brebes, Andriyani S.Sos, MM. memberikan penghargaan dan dukungannya terhadap inisiatif tersebut. Menurutnya, kegiatan semacam ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama dalam hal pengelolaan sampah secara mandiri di desa-desa.
“Kami berharap kegiatan ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak lagi membuang sampah ke sungai dan mulai mengelola sampah mereka secara mandiri di desa masing-masing,” ujarnya. Andriyani juga menekankan bahwa inisiatif masyarakat ini menunjukkan pentingnya partisipasi aktif warga dalam menjaga lingkungan.
Tidak hanya Andriyani, Kepala UPT Wilayah Bumiayu dari Dinas Lingkungan Hidup, Sudrajat, juga menyatakan apresiasinya terhadap antusiasme para relawan yang terlibat dalam aksi tersebut. Ia menilai bahwa semangat yang ditunjukkan oleh para relawan mencerminkan kesadaran bahwa menjaga kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat.
“Saya sangat menghargai inisiatif para relawan. Mereka telah membuktikan bahwa kepedulian terhadap lingkungan adalah tugas kita bersama,” ujar Sudrajat. Ia juga berharap agar aksi ini dapat memotivasi masyarakat lainnya untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
Kondisi Sungai Ciraja sendiri memang sudah sangat memprihatinkan akibat penumpukan sampah yang mengganggu aliran air dan mencemari lingkungan. Sampah plastik, limbah rumah tangga, dan berbagai jenis sampah lainnya telah menumpuk di beberapa titik di sepanjang sungai. Hal ini memicu keprihatinan berbagai pihak, yang akhirnya mendorong dilakukannya aksi bersih-bersih tersebut pada Minggu, 8 September 2024.
Aksi ini dipusatkan di sekitar jembatan yang menghubungkan desa-desa di sekitar sungai. Para relawan, termasuk dari komunitas sosial seperti RELICA, bahu-membahu membersihkan sampah yang telah mengendap di sungai selama berbulan-bulan. Menurut Elvin Kristian, salah satu penggerak komunitas RELICA, kondisi sungai yang semakin memburuk disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat dalam hal membuang sampah pada tempatnya.
“Masih banyak warga yang belum sadar pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Sungai ini bukan tempat sampah, dan aksi ini bertujuan untuk menyadarkan mereka agar tidak lagi membuang sampah sembarangan,” ungkap Elvin. Ia berharap bahwa kegiatan ini bisa menjadi awal dari perubahan perilaku masyarakat dalam hal kebersihan lingkungan.
Elvin juga mengapresiasi seluruh relawan yang telah meluangkan waktu dan tenaga mereka untuk bergotong royong dalam membersihkan sungai. Menurutnya, aksi ini bukan hanya sebuah langkah sementara, tetapi diharapkan dapat menjadi pemicu bagi masyarakat untuk terus menjaga kebersihan sungai dan lingkungan sekitarnya secara berkelanjutan.
“Kami berharap aksi ini dapat memberikan dampak positif dan memotivasi masyarakat untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan mereka. Apa yang kami lakukan ini adalah upaya kecil, namun kami berharap ini bisa menjadi ladang amal bagi relawan yang sudah ikut serta,” tambah Elvin.