Portal Pantura, Brebes – Selama dua tahun terakhir, warga Desa Pandansari dan Wanareja di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, dihadapkan dengan kondisi jalan penghubung antar desa yang rusak parah.
Jalan ini menjadi akses penting bagi aktivitas sehari-hari, baik dalam kegiatan ekonomi maupun pendidikan.
Namun, hingga kini, belum ada perbaikan signifikan yang dilakukan oleh pihak berwenang.
Jalan yang berfungsi sebagai jalur vital bagi masyarakat setempat kini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Lubang besar dan kerusakan aspal membuat jalan tersebut sulit dilewati, terutama saat musim hujan.
Kondisi ini tentu menghambat mobilitas warga, terutama mereka yang bergantung pada akses ini untuk mencari nafkah atau menyekolahkan anak-anak mereka.
Salah satu warga Pandansari, yang sehari-hari bekerja sebagai petani, mengungkapkan kegelisahannya terkait kerusakan jalan tersebut.
“Kami sangat bergantung pada jalan ini untuk mengangkut hasil panen. Kalau kondisi jalan seperti ini terus, biaya angkut jadi naik, dan kami kesulitan menjual hasil pertanian,” tuturnya.
Kerusakan jalan tak hanya mempersulit transportasi, tetapi juga menyebabkan meningkatnya biaya operasional, terutama bagi para petani yang bergantung pada akses tersebut untuk menjual produk mereka ke pasar di kota.
Jalan penghubung antara Pandansari dan Wanareja memiliki peran yang krusial, tidak hanya sebagai akses bagi warga, tetapi juga sebagai jalur ekonomi penting yang mendukung kesejahteraan masyarakat desa.
Para petani yang menjadi mayoritas penduduk di dua desa ini mengandalkan jalan tersebut untuk membawa hasil pertanian mereka ke pasar, yang sebagian besar berada di wilayah perkotaan.
Dengan kondisi jalan yang rusak, proses pengangkutan menjadi lebih lambat dan biaya transportasi meningkat. Hal ini tentu mempengaruhi pendapatan para petani.
Selain itu, kerusakan jalan juga berdampak pada sektor pendidikan. Anak-anak yang setiap hari menempuh perjalanan jauh untuk bersekolah harus menghadapi tantangan tambahan berupa kondisi jalan yang tidak aman.
Salah seorang siswa mengatakan, kalau hujan, jalannya jadi sangat licin dan banyak lubang. Sudah beberapa kali hampir terjatuh, dan perjalanan ke sekolah pun jadi lebih lama.
Meskipun kerusakan jalan ini sudah terjadi selama dua tahun, hingga kini belum ada tindakan nyata dari pemerintah kabupaten.