Portal Pantura, Brebes – Penjabat (Pj) Bupati Brebes, Ir. Djoko Gunawan MT, mengunjungi enam siswa SMP Negeri 2 Bumiayu yang menjadi korban sambaran petir saat hendak pulang sekolah. Dalam kunjungan tersebut, Djoko didampingi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Brebes, Caridah M.Pd, serta Direktur RSUD Bumiayu, dr. Dedy Iskandar Zulkarnaen MM, untuk memastikan kondisi para korban dan memberikan dukungan moril.
Kejadian tragis ini menimpa enam siswa yang tengah berada di area parkir sekolah pada Rabu siang, saat hujan deras disertai petir tiba-tiba menyambar. Dua siswa, Ade Darmawan (kelas 9E) dan Muhammad Fakhri Aziz (kelas 9A), meninggal dunia akibat luka bakar yang cukup parah. Sementara empat siswa lainnya, yaitu Fikri Haristian (kelas 8B), Khaerul Ramadhan (kelas 9E), Nizam Yanu (kelas 9E), dan Anwar Subhi (kelas 7D), mengalami luka bakar ringan hingga sedang dan kini dirawat di Rumah Sakit Aisyiyah (RSA) Muhammadiyah Bumiayu.
Dalam kunjungannya ke RSA Muhammadiyah, Pj Bupati Djoko Gunawan langsung melihat kondisi keempat korban yang masih dirawat. Ia memastikan bahwa pemerintah akan menanggung seluruh biaya perawatan korban, dan menjamin bahwa jika ada kendala dalam pembiayaan dari BPJS, maka Pemkab Brebes akan mengambil alih. “Kami pastikan biaya pengobatan mereka gratis. Jika nantinya BPJS tidak dapat menanggung semua biaya, Pemkab Brebes siap membantu sepenuhnya,” ujar Djoko.
Setelah mengunjungi para korban yang selamat, Djoko melanjutkan perjalanan ke rumah duka di Desa Laren dan Desa Pruwatan untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dua siswa yang meninggal dunia. Atas nama pemerintah Kabupaten Brebes, Djoko menyatakan duka cita yang mendalam atas musibah yang merenggut nyawa dua pelajar tersebut. Ia berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini. Djoko juga menyampaikan harapan agar para siswa yang selamat dapat segera pulih, baik secara fisik maupun mental, dan kembali melanjutkan kegiatan belajar mereka.
Caridah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Brebes, turut mendampingi Djoko dalam kunjungan tersebut. Ia menjelaskan kronologi kejadian, yang menurut informasi terjadi sekitar pukul 13.08 WIB. Para siswa dikabarkan baru saja keluar dari kelas menuju area parkir sepeda motor saat hujan turun dengan deras. Secara tiba-tiba, sambaran petir menyambar mereka yang sedang berada di area terbuka tersebut. Caridah menambahkan bahwa Dinas Pendidikan akan melakukan pendampingan psikologis bagi para siswa yang selamat untuk membantu memulihkan kondisi mental mereka pasca-kejadian.
“Ini adalah peristiwa yang sangat menyedihkan. Kami akan memberikan dukungan penuh kepada para siswa dan pihak sekolah untuk memastikan proses penyembuhan, baik fisik maupun mental, berjalan lancar,” ungkap Caridah. Langkah pendampingan psikologis ini, tambahnya, diharapkan dapat membantu para siswa mengatasi trauma yang mungkin mereka rasakan setelah musibah tersebut.
Dalam kunjungan ke rumah duka, Camat Bumiayu, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Bumiayu, Kepala Desa Laren, dan Kepala Desa Pruwatan juga turut hadir bersama Bupati untuk menyampaikan duka cita langsung kepada keluarga yang ditinggalkan. Masidah, ibu dari Ade Darmawan, salah satu siswa yang meninggal dunia, menyatakan dirinya tidak memiliki firasat apapun sebelum kejadian itu terjadi. Namun, Masidah mengenang bahwa Ade sempat meminta uang kepadanya untuk keperluan iuran, sehari sebelum musibah terjadi. Ade, yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dikenal sangat dekat dengan adik bungsunya. Sang adik bahkan sempat mencium kakaknya sebelum peristiwa tersebut terjadi, suatu kenangan terakhir yang kini sangat berarti bagi keluarga.
Bupati Djoko mengajak seluruh masyarakat Brebes untuk turut mendoakan korban yang meninggal dunia, serta memberikan dukungan moril bagi keluarga yang ditinggalkan. Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem, terutama pada musim hujan yang sering disertai petir.
Musibah ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, sekolah, dan orang tua, untuk meningkatkan kewaspadaan dan memberikan edukasi tentang keselamatan kepada para siswa, terutama ketika cuaca buruk.***