tutup / scroll untuk melanjutkan
iklan
Franchise

Indepth

UPDATE: Dua Siswa SMPN 02 Bumiayu Tewas Tersambar Petir, Empat Lainnya Luka-Luka

Avatar photo
×

UPDATE: Dua Siswa SMPN 02 Bumiayu Tewas Tersambar Petir, Empat Lainnya Luka-Luka

Sebarkan artikel ini
iklan

Portal Pantura, Brebes – Peristiwa mengenaskan menimpa enam siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 02 Bumiayu di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Rabu, 13 November 2024. Keenam siswa ini tersambar petir saat berteduh dari hujan di area parkir milik warga di Desa Laren, Kecamatan Bumiayu. Dua siswa di antaranya tewas di tempat akibat luka bakar serius, sementara empat siswa lainnya mengalami cedera dan kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Tragedi ini terjadi sekitar pukul 13.30 WIB, ketika hujan deras disertai petir melanda wilayah Bumiayu. Para korban yang baru selesai kegiatan sekolah saat itu sedang berteduh di area parkir terbuka sambil menunggu hujan mereda. Tiba-tiba, sambaran petir yang keras menyambar mereka. Beberapa saksi di lokasi kejadian, termasuk dua warga bernama Miftah dan Nurohman, mengatakan bahwa mereka mendengar suara petir yang sangat keras dan langsung melihat para siswa terjatuh setelah tersambar.

⬇️ SCROLL UNTUK MELANJUTKAN ⬇️
iklan
⬇️ SCROLL UNTUK MELANJUTKAN ⬇️

Miftah dan Nurohman yang berada di sekitar lokasi segera memberikan pertolongan pertama. Mereka, bersama warga lainnya, membantu membawa para korban ke RSU Muhammadiyah Bumiayu untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, dua siswa, yang mengalami luka bakar serius, meninggal dunia meskipun telah mendapat upaya penyelamatan.

Dua siswa yang meninggal dunia adalah M.A.D. (12), warga Desa Laren, dan M.F.A. (14), warga Desa Pruwatan. M.A.D. menderita luka bakar parah di bagian dada dan dinyatakan meninggal dunia di tempat. Sedangkan, M.F.A. mengalami luka bakar di punggung dan dada, serta meninggal di rumah sakit setelah upaya medis tidak berhasil menyelamatkannya.

Empat siswa lainnya yang selamat namun mengalami luka-luka hingga kini dirawat di RSU Muhammadiyah Bumiayu. Identitas mereka adalah:

N.Y.P. (14), warga Desa Cinanas, mengalami pusing dan trauma di kepala.

F.H.R. (13), warga Desa Pruwatan, mengalami keluhan pusing.

M.S.R. (15), warga Desa Bantarkawung, mengalami lecet di bagian belakang telinga dan dada.

M.A.S. (13), warga Desa Pruwatan, mengalami memar di leher dan pusing di kepala.

Tim medis di RSU Muhammadiyah menyatakan bahwa luka-luka yang dialami para korban merupakan dampak langsung dari sambaran petir, yang menghasilkan arus listrik kuat hingga menyebabkan luka bakar di tubuh mereka.

Polres Brebes melalui Polsek Bumiayu segera turun ke tempat kejadian untuk melakukan olah TKP. Polisi mengumpulkan informasi dari saksi-saksi di lokasi dan menggali kronologi kejadian guna mendapatkan kejelasan terkait insiden ini. AKP Kasam, S.H., Kapolsek Bumiayu, mengatakan bahwa pihaknya akan terus menyelidiki kasus ini dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar bisa menyelesaikan proses penyelidikan secepatnya.

“Kami mengimbau masyarakat, terutama orang tua, agar selalu mengingatkan anak-anak untuk berhati-hati saat cuaca buruk, khususnya ketika terjadi hujan deras yang disertai petir. Sangat penting untuk menghindari area terbuka atau berteduh di bawah pohon atau di area yang bisa menarik sambaran petir,” ujar AKP Kasam.

Kasus ini menjadi pengingat serius bagi masyarakat, terutama bagi para siswa dan anak-anak yang kerap berada di luar rumah atau di lingkungan terbuka saat cuaca buruk. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), intensitas petir memang cenderung meningkat selama musim hujan, terutama di wilayah Jawa Tengah yang kerap dilanda petir saat musim penghujan. Dalam kondisi seperti ini, sambaran petir bisa menjadi ancaman yang sangat mematikan, terutama bagi mereka yang berada di tempat terbuka.

AKP Kasam menekankan agar masyarakat tetap waspada dan sebisa mungkin menjauhi tempat-tempat yang rawan tersambar petir, seperti area terbuka, lapangan, atau bangunan tanpa penangkal petir. “Kami sangat berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua agar lebih berhati-hati. Keselamatan adalah prioritas, terutama di kondisi cuaca ekstrem,” tambahnya.

Peristiwa ini juga menggarisbawahi perlunya edukasi di kalangan masyarakat, terutama anak-anak, terkait bahaya sambaran petir. Banyak yang belum menyadari bahwa berteduh di tempat terbuka saat hujan, tanpa perlindungan seperti penangkal petir, dapat meningkatkan risiko terkena sambaran petir.

BMKG secara rutin memberikan imbauan tentang langkah-langkah keselamatan yang harus diambil saat cuaca buruk. Salah satunya adalah dengan tidak menggunakan alat elektronik, menjauhi tiang listrik atau pohon, serta menghindari area terbuka. BMKG juga menyarankan agar masyarakat lebih sering memantau kondisi cuaca terkini agar bisa mengambil langkah-langkah pencegahan lebih awal.

Kecelakaan ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban serta sekolah. Pihak sekolah dan masyarakat sekitar berusaha memberi dukungan moral bagi keluarga korban yang berduka. Tragedi ini sekaligus menjadi peringatan nyata akan pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang bisa berdampak fatal bagi keselamatan warga.***

Franchise
Ikuti Portal Pantura di WhatsApp KLIK DI DI SINI Atau Telegram:KLIK DI SINI

Dilarang mengambil dan atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk tujuan komersil tanpa seizin redaksi.

error: Konten dilindungi!!