GERTAK dan pendukungnya melihat hal ini sebagai indikator kurang sehatnya demokrasi di Brebes, yang idealnya memberi lebih banyak pilihan kepada masyarakat.
Dalam pemilu kali ini, GERTAK berharap agar memilih kotak kosong menjadi cara masyarakat menyuarakan ketidaksetujuan terhadap sistem yang dianggap belum memenuhi esensi demokrasi yang sebenarnya.
Pada 27 November mendatang, seluruh warga Brebes akan memiliki kesempatan untuk menyampaikan aspirasi mereka melalui pemilihan ini.
GERTAK mengimbau agar masyarakat tetap menjaga perdamaian dan ketertiban dalam proses pemilu.
Pilihan untuk memilih kotak kosong diharapkan tidak hanya menjadi sikap diam, tetapi sebagai bagian dari upaya menuju demokrasi yang lebih baik di masa depan.
Sebagai catatan, ajakan untuk memilih kotak kosong ini bukan tanpa alasan.
Bagi GERTAK, kotak kosong adalah representasi dari suara masyarakat yang ingin melihat perubahan nyata dalam proses demokrasi.
Meski pilihan tersebut mungkin tidak langsung menghasilkan pemimpin, tetapi bisa menjadi langkah awal dalam memperjuangkan pemilu yang lebih terbuka dan beragam di Brebes.***