Brebes, Portal Pantura – Upaya pencegahan stunting di Brebes sudah sejak lama, sudah banyak program yang sejak dulu sudah dilakukan dan tetap berjalan.
Saat ini muncul inovasi program agar upaya penurunan stunting lebih terarah.
Demikian disampaikan Pj Bupati Brebes Urip Sihabudin SH MH saat Sosialisasi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting dan Penyerahan Bantuan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) yang dihadiri Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr (HC) dr Hasto Wardoyo Sp OG (K), di Aula Kecamatan Kersana, Minggu (14/5/2023) kemarin.
“Selain program pencegahan stunting lewat penyuluhan oleh Dai di Khotbah Jumat, saya juga ingin ada program jangka panjang yang terarah,” ucapnya.
Kata Urip, di Brebes penyebab stunting juga karena penggunaan pestisida pertanian yang berlebihan.
Sedangkan Brebes komoditas pertanian Bawang Merah dan Padi, banyak masyarakat belum tahu dan mengkonsumsinya.
“Untuk ini, kami akan berkoordinasi dengan dinas pertanian agar mengurangi penggunaan pestisida, petani disarankan pakai pupuk organik, sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat dan menurunkan stunting,” terangnya.
Jangka menengahnya, kata Urip, Brebes tengah mencoba penggunaan sistem aplikasi yakni e-stunting, yang sudah dipaparkan pada kementerian terkait.
Sistem inilah yang nantinya akan memantau program BAAS dan lainnya, by name by address.
“Intervensi tidak hanya secara promotif dan preventif, saya juga ingin kepala desa bertemu langsung dengan sasaran program, saya khawatirkan jika tablet tambah darah atau bantuan makanan tidak dikonsumsi, pastikan ada orang yang bertanggung jawab,” serunya.
Urip berharap, semua masyarakat dapat berkerja sama, karena memang penurunan stunting harus melibatkan banyak pihak, jadi siapa pun boleh terlibat.
Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo menyampaikan, sesuai arahan presiden supaya angka stunting turun 14 persen.
Ternyata di Brebes baru sekitar 3 ribuan teratasi, masih di bawah 10 persen. Kendati demikian dia mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemda Brebes.
“Saya kira harus lebih fokus lagi, pertama yakni komitmen yang kuat, semua stakeholder harus terlibat baik di daerah sampai ke desa,” jelasnya.
Kata Hasto, saat dialog dengan gubernur Jateng, Brebes harus dibantu dan difokuskan lagi.
Libatkan para pengusaha lewat pentahelix agar di Brebes stunting turun serendah rendahnya.
“Tadi ada yang sempat kunjungi, ada anak usia belum sampai 2 tahun dengan berat badan normal namun tingginya masih kurang sesuai, Ini the real stunting,” tuturnya.
Kembali ke fokus kedua, kata Hasto, yakni sosialisasikan terus lewat duta genre tentang pencegahan pernikahan usia dini dan Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA).
Ketiganya lewat Program keluarga Harapan (PKH) dari PU menyediakan jambanisasi dan sanitasi air bersih.
“Keempat ketersediaan pangan dari dinas pertanian, saya yakin Brebes cukup karena penghasil telur asin, terakhir kita perlu inovasi termasuk untuk pendataan,” tandasnya.
Hasto menuturkan, Brebes sebenarnya sudah baik semua mulai tergerak dalam penanganan stunting, dengan pentahelix semua bergerak dan ini yang disarankan tinggal kelanjutannya.
“Jujur kalo untuk mengatasi masalahnya negara ini mampunya sebagian tidak semuanya, seperti kemiskinan ekstream stunting harus dikeroyok, masyarakat harus hadarbeni,” jelasnya.
Terakhir Hasto menyampaikan, skenario dana penangan stunting ada empat, dari dana desa, DAK kementerian, PKH dan BAAS.
Dia berharap semua program percepatan penurunan stunting di Brebes berjalan sukses.***