Brebes, Portal Pantura – Untuk menyukuri kekayaan alam yang telah dilimpahkan kepada warga Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Brebes, warga desa setempat menggelar Ratiban.
Ratiban digelar setiap tahun di Cagar Alam Telaga Ranjeng Desa Pandansari pada bulan Muharram penanggalan Hijriyah. Dalam acara tersebut, puluhan tumpeng di arak dari balai desa menuju Telaga Ranjeng.
Tumpeng-tumpeng tersebut dikreasi menjadi menarik yang nantinya dinikmati bersama di kompleks Tegala Ranjeng.
Usai arak-arakan tumpeng dari balai desa menuju telaga, acara dieriahkan dengan kesenian Ronggeng yang dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan istighozah.
Setelah itu dilakukan penarikan pita yang mengikat tali tumpeng raksasa. Sebagian tumpeng kemudian di tebar di Telaga Ranjeng. Tumpeng raksasa itu juga diperebutkan warga.
Kepala Desa Pandansari Arwan Susanto mengatakan, Telaga Ranjeng dan budaya Ratiban merupakan warisan terbesar leluhur yang perlu dilestarikan.
Untuk itu ia mengajak seluruh warga desanya untuk nguri-nguri budaya, termasuk Ratiban.
“Ratiban merupakan bentuk syukur warga desa Pandansari kepada sang pencipta yang telah menganugerahkan tanah yang subur dan luar biasa,” kata Irwan.
Dengan acara tersebut, diharapkan Desa Pandansari tetap terhindari dan dari bencana-bencana. Irwan juga berharap agar desanya selalu diberikan keamanan, jauhkan dari malapetaka.
Selain itu, Ratiban juga menjadi ajang silaturohmi antara rakyat dan pemimpinya serta silaturohmi sesama warga desa.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Brebes Rofiq Qoidzul Adzam mengatakan, Ratiban yang rutin dilaksanakan setiap tahun di Telaga Ranjeng selain potensi daya tarik wisata juga ada sisi tradisi yang perlu diangkat.
“Insya Allah ini bisa menjadi salah satu tujuan wisata kita yang pada akhirnya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat,” kata Rofiq.