Selain itu, Arief menekankan setiap daerah agar memiliki cadangan pangan. Dalam artian, tidak harus membangun gudang tetapi bisa dititipkan di gudang Bulog dengan sistem putar stok.
“Kuantitas stok berputar terus, asalkan kualitasnya kadar air 14 persen dan dari hasil panenan terbaru,” tandasnya.
Keselarasan kepastian harga di tingkat petani dan tingkat konsumen jua harus dijaga.
Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar keseimbangan harga di tiga lini perberasan yakni: produsen, pedagang/penggiling dan konsumen dapat terwujud.
Lanjut Arif, Kenaikan harga gabah di tingkat produsen berbanding lurus dengan kenaikan harga beras di tingkat konsumen.
Untuk itu, peningkatan produksi harus terus didorong mengingat kondisi kenaikan harga gabah di lapangan salah satunya disebabkan oleh berkurangnya stok gabah.
“NFA terus melakukan berbagai upaya intervensi dengan menggelontorkan stok beras Bulog ke masyarakat untuk menanggulangi kenaikan harga beras di tingkat konsumen,” terangnya.
Intervensi tersebut berupa, bantuan pangan beras untuk 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat seluruh Indonesia.