Bahkan tidak jarang akan menjadi bahan perbincangan atau gunjingan masyarakat.
Tradisi nyumbang sampai saat ini masih tetap bertahan dan eksis. Hal ini dikarenakan tradisi tersebut sudah melekat kuat dalam pola kehidupan masyarakat.
Masyarakat tradisional selalu memuji tradisi yang diwariskan turun temurun. Masyarakat sudah merasa nyaman dan aman dengan tradisi yang dijalankannya.
Selain itu, masyarakat menganggap apa yang dilakukannya merupakan sebuah kegiatan yang positif.
Tradisi nyumbang juga tidak mudah diubah begitu saja, karena telah diintrospeksikan dalam jiwa dan keyakinan para anggota masyarakat seperti halnya terjadi dalam proses sosialisasi.
Sebuah tradisi akan tetap dipertahankan jika terdapat nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan yang dianggap sangat penting dan tinggi (Ranjabar, 2015 : 8).
Dalam tradisi nyumbang terdapat nilai-nilai gotong royong, saling berbagi dan nilai kebersamaan.
Tradisi nyumbang juga dianggap mampu menjadi media untuk memperkuat tali silaturahmi, terutama diantara anggota keluarga.
Dalam kultur Jawa ada istilah ngumpulke balung pisah, yang artinya kurang lebih mengumpulkan sanak saudara yang selama ini hidup terpencar.
Hal ini salah satunya dapat dilakukan ketika ada momentum kegiatan hajatan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk tujuan komersil tanpa seizin redaksi.