Portal Pantura – Dalam beberapa waktu terakhir, istilah baru “Exsaid” mendadak menjadi viral di berbagai platform media sosial seperti TikTok dan X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).
Bahasa gaul ini ramai dibicarakan oleh para pengguna internet, terutama kalangan muda yang aktif di dunia maya.
Meskipun terbilang baru, istilah ini dengan cepat menyebar dan menjadi bagian dari kosakata tidak resmi yang sering digunakan di media sosial.
Namun, apa sebenarnya arti dari kata “Exsaid” ini, dan bagaimana penggunaannya dalam percakapan sehari-hari?
Arti dan Asal Usul “Exsaid”
“Exsaid” merupakan plesetan dari kata bahasa Inggris “excited,” yang berarti bersemangat, antusias, atau tertarik.
Istilah ini lahir dari kreativitas warganet yang gemar memodifikasi kata-kata dari bahasa asing, terutama bahasa Inggris, untuk menciptakan istilah baru yang terasa lebih akrab dan sesuai dengan gaya komunikasi sehari-hari di media sosial.
Dalam hal ini, kata “excited” diubah secara fonetis menjadi “exsaid” tanpa mengubah makna dasarnya.
Penggunaan bahasa plesetan seperti ini bukanlah hal baru dalam dunia media sosial.
Tren memodifikasi kata-kata, baik dengan mengubah ejaan, pengucapan, maupun menyederhanakan bentuknya, sudah sering terjadi.
Hal tersebut, biasanya dilakukan untuk menyesuaikan dengan nuansa lokal atau membuat kata tersebut lebih unik dan menarik dalam konteks tertentu.
“Exsaid” adalah salah satu contoh bagaimana bahasa di media sosial terus berkembang dan berevolusi.
Penggunaan “Exsaid” di Media Sosial
Di berbagai platform media sosial, “exsaid” sering muncul dalam konteks hubungan percintaan atau perasaan yang mendalam terhadap seseorang. Salah satu frasa yang populer adalah “exsaid + exsaid = langgeng”.
Frasa tersebut, menggambarkan keyakinan bahwa jika kedua belah pihak dalam suatu hubungan memiliki rasa antusias atau ketertarikan yang sama, maka hubungan tersebut akan langgeng atau bertahan lama.
Dalam penggunaan sehari-hari, kata “exsaid” biasanya digunakan untuk menggambarkan perasaan senang atau antusias, khususnya dalam konteks hubungan asmara.
Banyak warganet yang menggunakan istilah ini untuk mengungkapkan perasaan mereka terhadap pasangan, baik itu di dalam caption, komentar, atau bahkan di video yang mereka unggah.
Ungkapan seperti “aku lagi exsaid banget sama kamu” sering kali terlihat di kolom komentar TikTok maupun X, mempertegas bahwa kata ini sudah mulai menjadi bagian dari ungkapan sehari-hari para pengguna media sosial.
Bahasa Gaul dan Dinamika Perkembangan Bahasa di Media Sosial
Fenomena munculnya kata “exsaid” ini hanya satu contoh dari sekian banyak istilah gaul yang muncul dan berkembang di media sosial.
Setiap harinya, media sosial melahirkan banyak kata baru yang diciptakan, diadopsi, dan diubah oleh komunitas penggunanya.
Proses ini tidak hanya terbatas pada bahasa Indonesia, tetapi juga mencakup banyak bahasa lain di seluruh dunia, mencerminkan dinamika globalisasi dan interaksi lintas budaya yang kian intens.
Di Indonesia, penggunaan bahasa plesetan sudah menjadi bagian dari budaya anak muda, terutama dalam komunikasi di dunia maya.
Generasi muda sering kali menciptakan istilah-istilah baru yang kemudian viral dan menjadi bagian dari percakapan sehari-hari.
Bahasa gaul ini tidak hanya sekadar tren, tetapi juga mencerminkan kreativitas dalam memodifikasi bahasa dan menyampaikan pesan dengan cara yang lebih santai dan personal.
Selain “exsaid,” ada banyak istilah gaul lain yang muncul dari media sosial, seperti “mager” (malas gerak), “gabut” (gaji buta), dan “bucin” (budak cinta).
Munculnya istilah-istilah seperti ini menunjukkan bahwa bahasa selalu dinamis dan terus berubah seiring perkembangan zaman dan teknologi.
Media sosial berperan besar dalam proses ini, di mana platform seperti TikTok dan X menjadi tempat di mana kata-kata baru bisa dengan cepat menyebar dan digunakan oleh banyak orang.
Reaksi Pengguna Media Sosia
Respon terhadap penggunaan kata “exsaid” di media sosial pun beragam.
Sebagian pengguna internet merasa bahwa istilah ini lucu dan kreatif, serta mudah dipahami dalam konteks tertentu.
Bagi mereka, penggunaan kata-kata seperti “exsaid” adalah bagian dari cara mereka mengekspresikan diri dengan cara yang lebih kasual dan akrab, tanpa harus terlalu formal.
Namun, ada pula sebagian orang yang merasa kebingungan dengan istilah-istilah baru seperti ini.
Bagi mereka yang tidak terlalu aktif di media sosial atau kurang familiar dengan tren bahasa gaul, kata-kata seperti “exsaid” bisa terasa asing dan sulit dipahami.
Ini menunjukkan adanya kesenjangan generasi dalam penggunaan bahasa, di mana istilah-istilah baru sering kali lebih dipahami oleh kalangan muda dibandingkan dengan generasi yang lebih tua.
Tren Bahasa Gaul dan Masa Depannya
Munculnya kata “exsaid” merupakan bagian dari fenomena yang lebih luas dalam perkembangan bahasa, terutama di era digital ini.
Bahasa terus berkembang dan beradaptasi dengan konteks sosial dan budaya yang selalu berubah.
Media sosial, sebagai salah satu pendorong utama dalam tren bahasa, akan terus menjadi tempat di mana kata-kata baru diciptakan dan menyebar.
Apakah kata “exsaid” akan bertahan lama atau hanya menjadi tren sesaat, masih menjadi pertanyaan.
Banyak istilah gaul yang viral dalam waktu singkat namun kemudian menghilang seiring berjalannya waktu.
Namun, ada juga istilah-istilah yang berhasil bertahan dan menjadi bagian permanen dari bahasa sehari-hari, seperti kata “mager” atau “baper” (bawa perasaan).
Dalam beberapa tahun ke depan, kita mungkin akan melihat lebih banyak lagi kata-kata baru yang muncul dari media sosial, mencerminkan kreativitas dan dinamika budaya anak muda di era digital.
Fenomena ini menunjukkan bahwa bahasa tidak pernah statis, melainkan terus berubah sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup penggunanya.***
