Portal Pantura – Mandi jelang Ramadan menjadi tradisi di Indonesia untuk menyucikan diri, meski tak termasuk kewajiban ibadah.
Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat penentuan 1 Ramadan 1446 H pada 28 Februari 2025.
Mandi Sunnah: Anjuran, Bukan Kewajiban
Berdasarkan penjelasan NU Online dan Baznas, mandi sebelum puasa bersifat sunnah, bukan rukun puasa.
Ulama menganjurkannya sebagai bentuk persiapan spiritual dan kebersihan diri, serupa dengan mandi sebelum salat Id.
Niat Mandi Sunnah:
نَوَيْتُ أَدَاءَ الْغُسْلِ الْمَسْنُونِ لِهَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى*
Artinya: “Aku berniat mandi sunnah pada malam Ramadan ini karena Allah Ta’ala.”
Mandi Wajib: Syarat Sah Ibadah
Mandi wajib (junub) diperlukan jika seseorang mengalami hadas besar, seperti haid, nifas, keluar mani, atau berhubungan intim.
Kemenag menegaskan, mandi ini menjadi syarat sah salat, tilawah Al-Quran, atau ibadah lain.
Niat Mandi Wajib:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ مِنَ الْجِنَابَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى*
Artinya: “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari janabah, fardhu karena Allah Ta’ala.”
Tata Cara Mandi Wajib
Rukun:
1. Niat bersamaan dengan siraman air pertama.
2. Membasuh seluruh tubuh, termasuk rambut dan kulit.
Sunnah (Berdasarkan Kitab Bidayatul Hidayah):
1. Basuh tangan tiga kali.
2. Bersihkan kotoran di badan.
3. Berwudhu.
4. Siram kepala dan badan kanan-kiri masing-masing tiga kali.
5. Gosok tubuh dan sela pangkal rambut.