Dalam paparannya, ia menyoroti berbagai permasalahan utama yang dihadapi Cilacap, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Salah satu isu krusial yang ia sampaikan adalah rendahnya angka partisipasi pendidikan di tingkat diploma dan akademi yang hanya mencapai 1%.
Ia berharap kehadiran mahasiswa KKN dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama generasi produktif, untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
“Pendidikan memiliki dampak langsung terhadap perkembangan ekonomi. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan, kita bisa membuka peluang bagi masyarakat untuk hidup lebih sejahtera,” katanya.
Selain itu, ia juga mengungkap pentingnya peran mahasiswa dalam membantu masyarakat mengatasi berbagai permasalahan lainnya, seperti akses kesehatan dan kesejahteraan sosial.
Ia menekankan bahwa mahasiswa harus mampu menjadi agen perubahan di lingkungan desa.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sebagai Indikator Kemajuan
Ketua LPPM Universitas Peradaban, Assoc. Prof. Dr. H. Sutarmin, S.Si., M.M., turut memberikan materi terkait pentingnya memahami Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Menurutnya, IPM menjadi ukuran penting dalam menilai kualitas hidup masyarakat yang melibatkan tiga dimensi utama, yakni umur panjang dan sehat, tingkat pendidikan, serta standar hidup layak.
Ia menjelaskan bahwa dimensi kesehatan diukur melalui angka harapan hidup, sedangkan dimensi pendidikan dilihat dari rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah.
Sementara itu, dimensi kehidupan layak dinilai dari daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok. “Ketiga dimensi ini sangat berpengaruh dalam menentukan kualitas hidup masyarakat di suatu wilayah.