Masturo menyadari bahwa era digital telah mengubah pola komunikasi masyarakat. Keluhan dan masukan yang sebelumnya disampaikan langsung kepada perangkat desa kini lebih sering disalurkan melalui media sosial. Situasi ini menuntut perangkat desa, khususnya Kadus, untuk lebih proaktif dan responsif.
“Perangkat desa harus memahami bahwa media sosial tidak hanya menjadi wadah untuk kritik, tetapi juga peluang untuk membangun komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat,” ujar Masturo.
Menurutnya, transparansi dan kecepatan dalam menanggapi keluhan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan perangkat desa di era digital ini. “Jika kita bisa menjaga kejujuran dan komunikasi yang baik, kritik yang ada justru bisa menjadi masukan berharga untuk memperbaiki pelayanan,” tambahnya.
Masturo optimis, perangkat desa yang bekerja dengan penuh tanggung jawab dan integritas akan mampu menghadapi tantangan di era digital. Ia berharap para perangkat desa, termasuk Kadus, terus meningkatkan kapasitas diri dan bersikap adaptif terhadap perubahan zaman.
“Jabatan Kadus bukan sekadar formalitas. Ini adalah amanah yang harus dijalankan dengan sepenuh hati,” tuturnya.
Masturopun mengingatkan bahwa keberhasilan seorang Kadus tidak hanya diukur dari kemampuan administratif, tetapi juga dari kemampuannya menjaga hubungan harmonis dengan masyarakat.
Dengan dilantiknya dua Kadus baru di Desa Kutayu, Masturo berharap semangat baru ini dapat membawa perubahan positif bagi pelayanan desa. Kolaborasi antara perangkat lama dan baru diharapkan mampu mempercepat pencapaian program-program pembangunan desa yang telah direncanakan.
“Semua perangkat desa harus bersatu dan bekerja sama. Dengan begitu, kita bisa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” pungkasnya.
Melalui pesan ini, Masturo ingin menanamkan semangat kerja keras, loyalitas, dan kesabaran kepada seluruh perangkat desa, terutama di tengah tantangan era digital yang semakin kompleks. ***
