Muslimat NU Paguyangan Resmi Kukuhkan 12 Ranting, Awali Era Baru Pemberdayaan Perempuan!
Portal Pantura, Brebes – Dalam suasana pagi yang sejuk dan penuh berkah di Paguyangan, Brebes, Sabtu (13/4/2025), ratusan ibu-ibu Muslimat NU berkumpul dengan semangat yang membara.
Di halaman Masjid Al-Hadi, mereka larut dalam irama sholawat yang menggugah jiwa, menandai pelantikan serentak 12 ranting Muslimat NU se-Kecamatan Paguyangan untuk masa khidmat 2025-2030.
Acara yang sarat makna ini bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah momentum penting untuk memperkuat struktur organisasi Muslimat NU di tingkat akar rumput.
Ini juga menjadi penegasan akan peran strategis kaum perempuan dalam menjaga dan merawat nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah di tengah masyarakat yang terus berkembang.
Suasana semakin meriah dengan kehadiran Majelis Dzikir dan Sholawat Gandrung Nabi dari Grobogan, yang melantunkan sholawat dengan khusyuk.
Iringan suara merdu tersebut membawa para hadirin dalam suasana spiritual yang mendalam, membangkitkan semangat dan mempererat ukhuwah di antara mereka.
Ketua PAC Muslimat NU Paguyangan, Nyai Hj. Nuryatun, dalam sambutannya, menyampaikan rasa syukur dan haru.
Ia mengapresiasi kepercayaan yang diberikan kepada jajaran pengurus baru dan memohon maaf atas segala kekhilafan selama masa kepemimpinannya.
“Semoga kepengurusan yang baru dapat menjalankan amanah dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab. Kita semua adalah bagian dari perjuangan besar, dan semoga setiap langkah kita membawa maslahat,” ujarnya dengan penuh harapan.
Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Muslimat NU Kabupaten Brebes, Hj. Nahdiyatun Syarif, yang memperkenalkan tiga program unggulan hasil Kongres Muslimat NU ke-18:
1. Mustika Darling (Muslimat Cantik Sadar Lingkungan)
Mendorong Muslimat untuk lebih peduli terhadap lingkungan melalui aksi sederhana seperti membawa kantong belanja sendiri.
2. Mustika Mesem (Muslimat Cantik Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem)
Membangun jaringan kepedulian sosial untuk membantu warga kurang mampu bangkit dari kemiskinan ekstrem.