Portal Pantura, Tegal – Produksi daging kambing di provinsi Jawa Tengah secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kota lainnya, sehingga beternak kambing merupakan salah satu potensi ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat, termasuk di Desa Padaharja, Kecamatan Keramat, Kabupaten Tegal.
Kelompok KKNT Inovasi IPB University TegalKab13 mengajak Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Padaharja untuk mengenal dan mempelajari cara pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah kotoran kambing di Kebun Jambu Kristal, Desa Padaharja.
Pertemuan dilakukan dengan pemaparan mengenai pupuk organik cair, manfaatnya, serta alternatif bahan POC lainnya yang bisa dipakai selain limbah peternakan. Setelah pemaparan singkat, dilakukan demonstrasi pembuatan pupuk di depan pengurus KWT.
Daur ulang limbah peternakan merupakan salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan. Desa Padaharja merupakan salah satu desa yang memiliki banyak peternakan kambing.
Namun, pemanfaatan dan pengolahan limbah peternakan belum banyak dilakukan. Limbah peternakan yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan serta mengganggu kenyamanan serta keasrian lingkungan.
Oleh karena itu, daur ulang limbah ternak merupakan salah satu langkah yang penting dalam mencegah pencemaran lingkungan. Salah satu solusi inovatif untuk mengatasi limbah peternakan adalah dengan membuat pupuk organik cair.
Pupuk cair organik merupakan pupuk dari limbah yang telah melalui proses fermentasi oleh bakteri.
Pupuk organik cair dibuat dengan mencampurkan limbah dengan starter bakteri. Penggunaan pupuk organik cair sebagai pupuk tidak hanya membantu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang mahal dan sering kali berdampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga mendorong praktik peternakan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Dengan memanfaatkan limbah kotoran ternak, masyarakat dapat memperoleh pupuk yang dapat membantu pertumbuhan tanaman. Proses pembuatannya juga relatif sederhana dan tidak memerlukan peralatan canggih, menjadikannya solusi yang mudah diakses oleh berbagai kalangan.
Praktik pembuatan pupuk organik cair dilakukan dengan mencampurkan kotoran kambing, molase, EM4 Pertanian, dedak, serta air ke wadah. Bahan yang sudah tercampur kemudian dipindahkan ke galon berukuran 20 liter dan dibiarkan untuk melakukan fermentasi selama 15 hari.
Demonstrasi diikuti dengan antusias oleh pengurus KWT Desa Padaharja. Ibu Sri Windarti selaku Penyuluh Pertanian Desa Padaharja turut menyampaikan pesan dalam kegiatan ini.
Kepada pengurus KWT Desa Padaharja Sri Windarti mengatakan, Pupuk organik cair dapat digunakan pada tanaman langsung, sementara sisa padatannya dapat dipupuk ke tanah. Pupuk organik cair memberikan hasil yang lebih baik ketika diberikan ke tanaman dibandingkan dengan menggunakan pupuk kimia.
“Jika Ibu-ibu penasaran, bisa dicoba di rumah. Tidak hanya kotoran ternak, pupuk organik cair juga dapat dibuat dengan bahan lainnya” ujarnya.
Pembuatan pupuk organik cair dari limbah peternakan ini diharapkan dapat menjadi solusi dari limbah peternakan kambing di Desa Padaharja, sehingga peternakan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat tercapai.***