Portal Pantura, Magelang – Sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) menjalankan program pengabdian kepada masyarakat di Desa Magersari, Kabupaten Magelang.
Program ini fokus pada upaya pencegahan stunting melalui pendekatan yang inovatif, yakni pemanfaatan art-therapy bagi perempuan di desa tersebut. Inisiatif ini tak hanya bertujuan untuk mendidik, tetapi juga untuk memberdayakan perempuan muda dalam merencanakan masa depan yang lebih baik.
Desa Magersari, yang terdiri dari enam dusun, memiliki populasi perempuan yang signifikan, yakni sekitar 950 orang. Dalam masyarakat tersebut, pernikahan dini menjadi fenomena yang umum terjadi.
Banyak perempuan di desa ini menikah pada usia 19 hingga 20 tahun, sebuah realitas yang bisa berdampak pada berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk kesehatan anak yang dilahirkan.
Stunting, kondisi gagal tumbuh akibat kurang gizi yang kronis, menjadi salah satu risiko yang dihadapi oleh anak-anak dari ibu yang menikah di usia muda.
Berdasarkan data dari Kepala Dinas Sosial PPKB PPPA Kabupaten Magelang, Bela Pinarsi, tingkat stunting di Kabupaten Magelang pada tahun 2023 mencapai 15,22 persen.
Angka ini menunjukkan bahwa stunting masih menjadi masalah serius di wilayah tersebut, terutama di kalangan masyarakat pedesaan seperti Desa Magersari. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah pencegahan yang tidak hanya berbasis medis tetapi juga sosial dan psikologis.
Mahasiswa Fakultas Psikologi Undip, Valenty, melihat peluang untuk menerapkan keilmuannya melalui sesi art-therapy yang ditujukan bagi perempuan muda di Desa Magersari.
Art-therapy merupakan pendekatan terapi yang menggunakan seni sebagai media ekspresi untuk membantu individu memahami dan mengelola emosi serta pikiran mereka.
Dengan mengajak perempuan desa untuk terlibat dalam aktivitas seni ini, diharapkan mereka dapat menggali lebih dalam mengenai harapan dan cita-cita mereka di masa depan.