Portal Pantura, Brebes – Sebuah rumah di Dukuh Pesurupan, Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, roboh setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut. Kejadian ini terjadi pada Minggu malam, 8 September 2024, sekitar pukul 19.30 WIB. Rumah milik Sulam (70), warga setempat, hancur akibat fondasinya yang tergerus oleh aliran air deras.
Menurut laporan Kapolsek Paguyangan, Iptu Tasudin, hujan lebat mulai turun sejak pukul 18.00 WIB, menyebabkan volume air di parit-parit sekitar melebihi kapasitas.
“Curah hujan sangat tinggi, sehingga talut parit di daerah tersebut tidak mampu menampung air yang meluap,” ujarnya. Akibat luapan tersebut, air menggerus fondasi rumah Sulam, yang saat itu ditempati oleh kerabatnya, Soim Efendi.
Bangunan rumah yang sudah tua dan rapuh tidak mampu menahan gerusan air, sehingga akhirnya roboh. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, kerugian materiil diperkirakan mencapai lebih dari Rp 100 juta. “Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian yang ditimbulkan cukup besar,” tambah Tasudin.
Kejadian ini menambah daftar bencana alam yang dipicu oleh cuaca di wilayah Kecamatan Paguyangan. Intensitas hujan yang tinggi dan infrastruktur yang kurang memadai menjadi faktor utama dalam kerusakan ini. Pihak berwenang di Kecamatan Paguyangan kini tengah berupaya melakukan tindakan pencegahan agar bencana serupa tidak kembali terjadi, terutama karena curah hujan yang diperkirakan akan terus terjadi di kawasan tersebut.
Sementara itu, Babinsa Winduaji, Serda Suparno, memberikan informasi tambahan bahwa drainase yang buruk di sekitar rumah juga menjadi penyebab bencana ini. Hujan deras yang berlangsung dari pukul 17.30 WIB hingga pukul hingga tengah malam membuat saluran air tersumbat, menyebabkan gorong-gorong di bawah rumah Sulam amblas.
“Air dari solokan yang meluap mempercepat kerusakan fondasi rumah. Ditambah dengan longsornya gorong-gorong, bangunan tidak mampu lagi berdiri kokoh dan akhirnya roboh,” kata Suparno. Untungnya, saat kejadian, Sulam sedang tidak berada di rumah sehingga tidak ada korban jiwa.
Selain rumah Sulam, bencana ini juga berdampak pada rumah toko milik seorang warga bernama Karsono. Pondasi bangunan rumah toko milik Karsono mengalami pergeseran dan retakan-retakan di beberapa bagian. Meskipun kerusakan tidak sebesar rumah Sulam, kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi warga sekitar. “Fondasi rumah toko milik Karsono sudah mulai miring dan terdapat retak-retak yang cukup serius,” tambah Suparno.
Meskipun bencana ini tidak menelan korban jiwa, kerugian material yang diderita Sulam dan Karsono cukup besar. Rumah Sulam yang berukuran 7 x 4 meter mengalami kerusakan total, sedangkan rumah toko Karsono harus segera diperbaiki agar tidak mengalami keruntuhan lebih lanjut. Kerugian total akibat kejadian ini diperkirakan mencapai Rp 150 juta.
Peristiwa robohnya rumah Sulam di Desa Winduaji menjadi pengingat bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat akan pentingnya infrastruktur yang kuat dan memadai, terutama di wilayah rawan bencana. Curah hujan yang tinggi sering kali menjadi pemicu bencana seperti banjir dan tanah longsor, terutama di daerah yang memiliki kondisi geografis rentan.
Dengan curah hujan yang masih diperkirakan tinggi dalam beberapa hari ke depan, warga di Kecamatan Paguyangan dihimbau untuk tetap waspada. Pemerintah setempat juga terus memantau situasi dan berupaya memberikan bantuan cepat kepada warga yang terdampak.***