Portal Pantura, Brebes – Tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Brebes, Jawa Tengah, telah memasuki salah satu momen penting dengan dilaksanakannya pengundian nomor urut pada Senin, 23 September 2024. Acara ini berlangsung di halaman Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Brebes dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait. Suasana sore itu penuh antusiasme, terutama dari pendukung pasangan calon (paslon) tunggal yang mengikuti Pilkada Brebes.
Dalam pengundian yang dilakukan oleh KPU Brebes, pasangan calon Paramitha Widya Kusuma dan Wurja, yang menjadi satu-satunya kandidat dalam Pilkada Brebes tahun ini, mendapat kesempatan pertama untuk memilih nomor urut. Dari dua selongsong yang disediakan, paslon Paramitha-Wurja berhasil mendapatkan nomor urut 1. Dengan demikian, kotak kosong yang menjadi simbol alternatif bagi masyarakat yang tidak memilih paslon ini, secara otomatis mendapatkan nomor urut 2.
Acara pengundian nomor urut ini merupakan bagian dari rapat pleno terbuka yang dipimpin langsung oleh Ketua KPU Kabupaten Brebes, Manja Lestari Damanik. Rapat tersebut tidak hanya dihadiri oleh pasangan calon beserta pimpinan partai politik pengusung, tetapi juga diramaikan oleh ratusan pendukung yang ingin menyaksikan langsung proses pengundian ini. Selain itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Brebes turut hadir untuk memantau jalannya proses tersebut guna memastikan transparansi dan kelancaran.
Manja Lestari Damanik, selaku Ketua KPU Brebes, dalam pernyataannya kepada media menyampaikan bahwa proses pengundian berjalan lancar dan sesuai prosedur. “Hasil pengundian telah menetapkan paslon Paramitha Widya Kusuma dan Wurja mendapatkan nomor urut 1. Setelah nomor urut dipilih, kita lanjutkan dengan penandatanganan berita acara sebagai bentuk legalitas,” jelasnya.
Calon Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma, setelah resmi mendapatkan nomor urut 1, menyampaikan bahwa dirinya telah siap untuk melangkah ke tahapan selanjutnya. Paramitha menyatakan pihaknya telah mempersiapkan sejumlah program yang diharapkan dapat membawa perubahan signifikan bagi Kabupaten Brebes. Program unggulan mereka, antara lain, mencakup inisiatif “satu rumah satu sarjana”, yang bertujuan meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat Brebes. Selain itu, mereka juga berencana membenahi infrastruktur yang selama ini menjadi tantangan utama di wilayah tersebut, serta meluncurkan program-program sosial yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami mengajak seluruh masyarakat Brebes yang menginginkan perubahan untuk mendukung kami. Mari kita datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan menangkan Mitha-Wurja untuk Brebes yang lebih maju dan sejahtera,” ujar Paramitha penuh semangat.
Sementara itu, Azmi Majid, yang merupakan Ketua Tim Pemenangan pasangan Paramitha-Wurja, turut menjelaskan bahwa pihaknya telah menyusun strategi matang untuk memastikan kemenangan dalam Pilkada kali ini. Menurutnya, salah satu fokus utama mereka adalah menggerakkan kampanye yang efektif dan menyentuh berbagai lapisan masyarakat. Azmi juga mengungkapkan bahwa meskipun ada gerakan dukungan terhadap kotak kosong, pihaknya tidak menganggapnya sebagai ancaman serius.
“Kami tidak khawatir dengan adanya gerakan kotak kosong. Fokus utama kami adalah bagaimana pasangan calon ini mampu membawa perubahan nyata bagi Brebes, terutama dalam hal mengatasi kemiskinan dan kebodohan, serta memperbaiki infrastruktur yang rusak,” tegas Azmi Majid.
Ia menambahkan bahwa tim kampanye sangat yakin bahwa mayoritas masyarakat Brebes mendukung paslon Paramitha-Wurja. Menurutnya, komitmen kuat paslon ini untuk membangun Brebes yang lebih baik akan menjadi daya tarik utama bagi pemilih.
Di sisi lain, fenomena calon tunggal dalam Pilkada bukanlah hal yang baru di Indonesia. Dalam Pilkada serentak di Jawa Tengah kali ini, setidaknya ada tiga daerah yang menghadapi kondisi serupa. Selain Kabupaten Brebes, dua daerah lain yang menggelar Pilkada dengan calon tunggal adalah Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Sukoharjo. Kondisi ini umumnya terjadi ketika hanya ada satu pasangan calon yang memenuhi syarat untuk maju, sementara partai politik lainnya tidak mengusung calon alternatif atau memilih mendukung calon tunggal tersebut.
Dalam situasi seperti ini, kotak kosong menjadi pilihan bagi masyarakat yang tidak ingin mendukung calon tunggal. Jika jumlah suara kotak kosong lebih banyak dibandingkan suara yang diperoleh calon tunggal, maka Pilkada harus diulang dengan membuka kembali pendaftaran calon baru. Namun, di banyak daerah, calon tunggal sering kali tetap mendapatkan dukungan kuat karena mereka dinilai memiliki kapasitas dan program yang dianggap mampu membawa perubahan positif.
Dengan perolehan nomor urut 1, pasangan Paramitha Widya Kusuma dan Wurja kini siap melanjutkan kampanye mereka menuju pemilihan. Dukungan dari berbagai partai pengusung dan pendukung terus mereka kembangkan untuk memastikan kemenangan yang diharapkan pada hari pemungutan suara.
Di tengah berbagai dinamika yang terjadi, masyarakat Brebes kini dihadapkan pada pilihan penting: apakah mereka akan memberikan kepercayaan kepada pasangan calon tunggal ini, ataukah kotak kosong akan menjadi alternatif pilihan di Pilkada Brebes tahun 2024 ini. Keputusan ada di tangan masyarakat, dan tahapan selanjutnya akan menjadi penentu masa depan kepemimpinan di Kabupaten Brebes.***