Portal Pantura, Brebes – Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Peradaban menggelar kuliah umum, Sabtu (13/7/2024).
Acara tersebut mengambil tema “Peran dan Kajian Pragmatik Siber dalam Bidang Pendidikan pada Era Digitalisasi”.
Acara yang digelar secara daring ini bertujuan untuk menggali pemahaman mendalam tentang bagaimana pragmatik siber memengaruhi proses pembelajaran pada era digital saat ini.
Kegiatan tersebut sebagai bentuk realisasi program kerja tahunan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Peradaban yang terdiri dari empat prodi yaitu Pendidikan Matematika, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Guru Bahasa Inggris.
Kuliah umum tersebut dibuka secara resmi oleh Dekan FKIP Universitas Peradaban, Eka Farida Fasha, S.Si., M.Pd. yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang pragmatik siber sebagai salah satu bidang ilmu untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan dan peluang di masa depan yang semakin terhubung secara digital.
Dalam konteks pendidikan, pragmatik siber memiliki implikasi yang luas dan mendalam. Pendidik perlu memahami bagaimana cara mahasiswanya menggunakan bahasa dalam lingkungan digital untuk memfasilitasi pembelajaran yang lebih efektif.
Penelitian dalam bidang pragmatik siber juga sangat penting untuk mengembangkan pemahaman kita tentang bagaimana bahasa digunakan dalam konteks digital, mengidentifikasi tren baru, dan potensi masalah yang mungkin terjadi.
Kegiatan ini menghadirkan Prof. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. (Guru Besar Universitas Sanata Dharma) sebagai narasumber, seorang ahli yang berpengalaman dalam bidang pragmatik siber.
Dalam paparannya beliau menyampaikan mengenai bagaimana perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah paradigma dalam pendidikan. Beliau menyoroti bagaimana interaksi di ruang digital memengaruhi komunikasi dan pembelajaran di kalangan mahasiswa dan pendidik.
Pragmatik siber tidak hanya mengacu pada penggunaan teknologi dalam pembelajaran, tetapi juga bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi cara kita berkomunikasi dan memahami konteks sosial di sekitar kita.
Teknologi ibarat mata pedang, jika kita gunakan dengan benar makan akan membantu kita, dan sebaliknya akan berbahaya jika salah menggunakannya. Maka kita harus cerdas dalam memanfaatkanya.
Pragmatik siber mengkaji bagaimana bahasa digunakan dalam konteks digital, termasuk norma-norma dan aturan yang mengatur interaksi bahasa dalam media daring.
Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta dari kalangan dosen, mahasiswa, dan guru yang antusias mengikuti diskusi. Melalui acara ini, diharapkan para peserta dapat memperoleh wawasan baru dan menjadi wahana inspirasi bagi para pendidik dalam pengembangan kurikulum yang lebih adaptif terhadap teknologi informasi, serta penggunaan sumber daya digital dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di lingkungan akademik.
Selain itu, menjadi awal dari langkah-langkah konkret untuk mengintegrasikan pemahaman tentang pragmatik siber dalam dunia pendidikan dan bersama-sama menjadikan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih produktif.***