Portal Pantura, Brebes – Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, mengadakan kuliah umum bertema “Leadership Strategy Dialogue of Indonesia Energy Transition” pada Sabtu, 5 Oktober 2024. Acara ini dihadiri oleh dua narasumber berpengaruh, yaitu Hartanto Wibowo, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN (Persero), dan Aqib Ardiansyah, anggota DPR RI. Kuliah umum ini menarik perhatian ratusan mahasiswa dari berbagai jurusan, serta dosen dan praktisi energi, yang berkumpul untuk mendiskusikan strategi kepemimpinan dalam menghadapi tantangan transisi energi di Indonesia.
Tema kuliah umum ini sangat relevan dengan isu global yang tengah berkembang, yaitu upaya mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke sumber energi terbarukan. Hartanto Wibowo dan Aqib Ardiansyah memberikan pandangan mereka mengenai bagaimana Indonesia dapat mencapai target tersebut melalui kebijakan yang tepat dan dukungan lintas sektoral, termasuk peran masyarakat.
Pentingnya Peningkatan Kualitas Berpikir dalam Kepemimpinan
Aqib Ardiansyah dalam paparannya mengangkat sebuah perspektif yang menarik dengan mengutip ungkapan klasik, “Small Minds, Average Minds, Great Minds.” Menurut Aqib, ungkapan ini membedakan cara berpikir individu berdasarkan fokus dan kedalaman pemikiran mereka. Ia menjelaskan bahwa pikiran kecil (small minds) biasanya hanya terfokus pada gosip dan kehidupan orang lain, cenderung kritis tanpa membawa perubahan yang berarti. Sementara itu, pikiran rata-rata (average minds) lebih terpusat pada peristiwa yang terjadi di sekitar mereka, seperti berita atau situasi sosial, namun tanpa analisis yang mendalam.
Lebih lanjut, Aqib menjelaskan bahwa pikiran besar (great minds) berfokus pada ide-ide besar yang berpotensi mengubah masyarakat. “Diskusi yang dipimpin oleh orang dengan pemikiran besar akan berfokus pada gagasan inovatif dan solusi untuk tantangan global,” ujar Aqib. Ia menekankan pentingnya kepemimpinan yang mampu melihat melampaui peristiwa sehari-hari dan berfokus pada konsep-konsep yang fundamental. Ajakan Aqib ini bertujuan menginspirasi para peserta untuk meningkatkan kualitas berpikir mereka, agar lebih banyak ide-ide besar yang bisa diwujudkan demi kemajuan bangsa.
Komitmen PLN dalam Transisi Energi
Sementara itu, Hartanto Wibowo membahas peran penting PT PLN dalam mendukung transisi energi nasional. Menurutnya, PLN berkomitmen untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan sebagai bagian dari visi mencapai net zero emissions pada tahun 2060. PLN telah memulai berbagai inisiatif dalam mengembangkan sumber daya energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, air, dan panas bumi. “Ini adalah langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada energi fosil yang merusak lingkungan,” ungkap Hartanto.
Dalam mencapai target tersebut, PLN telah berfokus pada pengembangan infrastruktur energi bersih di berbagai wilayah, terutama di daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar. Hartanto menyoroti pentingnya dukungan dari parlemen dan masyarakat dalam mensukseskan agenda transisi energi ini. “Keberhasilan transisi energi ini sangat bergantung pada kebijakan yang mendukung dan kolaborasi dari semua pihak,” tambahnya.
Proyek-proyek pembangkit listrik tenaga surya, air, serta panas bumi yang sedang dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia menjadi bagian dari upaya jangka panjang PLN untuk memastikan energi yang lebih hijau dan ramah lingkungan. Selain itu, PLN juga terus berinovasi dalam meningkatkan efisiensi pembangkit listrik serta sistem distribusi energi, sembari mendorong partisipasi masyarakat melalui program energi surya berbasis komunitas.
Hartanto menekankan bahwa peran PLN tidak hanya terbatas pada penyediaan listrik, tetapi juga menjadi ujung tombak dalam mewujudkan masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Ia juga menekankan pentingnya mitigasi perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca. “Dengan memperkuat komitmen pada energi hijau, PLN memiliki peran krusial dalam menciptakan masa depan yang ramah lingkungan serta mewujudkan kemandirian energi di Indonesia,” tuturnya.
Diskusi Interaktif dan Tantangan Transisi Energi
Setelah sesi pemaparan, acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang dipandu oleh moderator Cintya Nurika Irma. Dalam sesi ini, para peserta, yang sebagian besar mahasiswa, dengan antusias mengajukan pertanyaan seputar langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mewujudkan transisi energi yang adil dan berkelanjutan. Pertanyaan yang diajukan mencakup isu-isu praktis, seperti tantangan implementasi energi terbarukan di daerah terpencil hingga peran masyarakat dalam mendukung penggunaan energi bersih.
Kehadiran ratusan mahasiswa dan praktisi energi dalam acara ini menunjukkan tingginya minat generasi muda terhadap isu-isu energi dan lingkungan. Dalam konteks akademik, kuliah umum ini menjadi wadah penting untuk memperluas wawasan mahasiswa terkait peran energi terbarukan dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Acara ini juga memotivasi mahasiswa untuk terus aktif terlibat dalam mencari solusi bagi tantangan energi di masa depan.
Pembangunan Sport Center Universitas Peradaban
Kuliah umum ini digelar di Sport Center Universitas Peradaban yang saat ini baru selesai sekitar 70 persen. Meskipun belum sepenuhnya rampung, gedung ini diresmikan dalam rangka persiapan wisuda yang dijadwalkan berlangsung pada November mendatang. Sport Center ini diharapkan menjadi pusat kegiatan akademik dan non-akademik yang lebih luas, mendukung berbagai acara seperti seminar, kuliah umum, serta kegiatan olahraga bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar.
Melalui acara ini, Universitas Peradaban Bumiayu berhasil memfasilitasi diskusi yang kaya akan gagasan besar, dengan harapan mampu mendorong perubahan positif dalam menghadapi tantangan energi di Indonesia. Kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan seperti PLN dan DPR RI menjadi langkah penting dalam memastikan transisi energi yang berkelanjutan bagi masa depan Indonesia. ***
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk tujuan komersil tanpa seizin redaksi.