Portal Pantura – Ajaran Islam tentang kebersihan sangat jelas menyatakan kebersihan adalah sebagian dari Iman.
Meski demikian fenomena masalah kebersihan dan penyakit yang dikenal dengan istilah gudig di pesantren bukan hal asing di masyarakat Indonesia.
Hal ini berarti ada gap pemahaman pengetahuan keislaman khususnya tentang ajaran kebersihan dan implementasinya di pesantren.
Penelitian ini bermaksud menguak fakta mengapa ada gap antara kebersihan lingkungan dan bentuk implementasinya di pesantren.
Peneliti melakukan observasi di salah satu pesantren Jawa Tengah, dengan melakukan diskusi terfokus (FGD) terhadap kelompok santri, guru dan pengasuh pesantren.
Data penelitian diupdate kembali pada diskusi sesi masalah kesehatan pesantren yang dihadiri santri, alumni pesantren, pengasuh pesantren, dan tenaga ahli kesehatan di pesantren tersebut.
Data yang didapatkan diinterpretasikan dengan perspektif ethnografi.
Hasil menunjukkkan bahwa implementasi kebersihan dan higienis di pesantren berkaitan dengan:
- Ada pengaruh budaya arab yang ditiru komunitas pesantren, dan yang tidak sesuai untuk diterapkan di pesantren;
- Komunitas pesantren memahami higienis dan kebersihan berkaitan dengan ritual ibadah;
- Metode pembelajaran diduga berkontribusi terhadapan pemahaman pengajaran yang kurang tepat;
- Ada budaya pesantren yang dimanifestasikan dengan “pologetic language” yang seolah masalah higienis dan kebersihan merupakan bentuk kesederhanaan.
Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berakar pada tradisi keagamaan Islam, memegang peranan penting tidak hanya dalam pembelajaran ilmu agama tetapi juga dalam membentuk karakter dan kesadaran sosial santri.
Salah satu aspek penting yang dapat dikembangkan di pesantren adalah kebersihan, tidak hanya meliputi kebersihan fisik, tetapi juga kebersihan spiritual.
Dalam pandangan Islam, kebersihan memiliki makna yang luas, mulai dari kebersihan diri, lingkungan, hingga kebersihan hati.
Al-Qur’an dalam Surah Al-Baqarah (2:222) menegaskan bahwa Allah menyukai orang-orang yang menjaga kebersihan, sementara Hadis Nabi Muhammad SAW juga menyatakan bahwa “Kebersihan adalah sebagian dari iman” (HR. Muslim).
Pendidikan lingkungan di pesantren memiliki peran strategis dalam membentuk kesadaran dan karakter santri.
Dengan mempelajari nilai-nilai lingkungan berbasis Islam, santri dapat memahami pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan (QS. Al-A’raf: 31).
Pendidikan ini juga mengembangkan rasa syukur dan penghargaan terhadap nikmat Allah SWT. serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sumber daya alam.
Banyak diantara beberapa pesantren yang menerapkan setiap satu pekan satu kali diadakan rutinan bersih-bersih secara menyeluruh lingkungan di pondok, yang dikena dengan istilah “ro’an akbar” karena layaknya bukan piket seperti hari biasa.
Penerapan prinsip kebersihan ini di pesantren dapat menjadi model yang menginspirasi masyarakat untuk menjaga lingkungan dan kesehatan secara lebih sadar, sehingga dapat menciptakan suasana yang lebih kondusif bagi pembelajaran dan kehidupan sosial.
Melalui pendidikan lingkungan, pesantren dapat membentuk generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Hal ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menekankan kebersihan sebagai bagian dari iman (QS. Al-Muddassir: 4-5, dan HR. Muslim).
Pendidikan lingkungan di pesantren memiliki peran strategis dalam membangun masyarakat yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, sebagaimana ditekankan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 31 dan Hadits tentang kebersihan sebagai bagian dari iman (HR. Muslim).
Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam dan praktik hidup bersih, pesantren dapat menjadi model pembangunan lingkungan yang berkelanjutan dan dapat membentuk generasi yang peduli lingkungan dan berakhlak mulia.
Perlu adanya komitmen bersama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk mendukung pengembangan pendidikan lingkungan di pesantren.
Dengan demikian, pendidikan lingkungan di pesantren menjadi kunci untuk membangun masyarakat yang sehat, berkelanjutan, dan berakhlak mulia.***