Portal Pantura – Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah menempuh perjalanan panjang selama lebih dari satu abad dalam kalender Hijriyah dan mendekati satu abad dalam kalender Masehi.
Perjalanan ini diwarnai dengan berbagai dinamika internal dan eksternal, termasuk relasi dengan negara serta ekspektasi yang beragam dari para anggotanya dan masyarakat luas.
Sebagai organisasi dengan pengaruh besar, NU tidak hanya bertugas menjaga keutuhan struktur internalnya tetapi juga memastikan bahwa visi dan misi yang diwariskan oleh para pendiri tetap relevan di tengah perubahan zaman.
Di balik kharisma para tokoh pendahulu, terdapat berbagai warisan tantangan yang belum sepenuhnya terselesaikan.
Dengan demikian, konsolidasi menjadi kebutuhan mendesak untuk memastikan organisasi ini tetap solid dan mampu merespons tantangan masa kini dan masa depan.
Urgensi Konsolidasi: Membangun Keselarasan dan Kinerja
Sejak Muktamar Lampung pada Desember 2021, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menjadikan konsolidasi sebagai fokus utama.
Konsolidasi ini bertumpu pada dua aspek penting: koherensi dan kinerja.
Koherensi menekankan pentingnya keselarasan antara semua elemen organisasi.
Seperti tubuh yang sehat, setiap bagian dalam NU—baik PBNU, Majelis Wakil Cabang (MWC), Suriah, maupun Tanfidziyah—harus bergerak dalam arah yang sama dan saling melengkapi.