Portal Pantura – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, literasi digital menjadi salah satu keterampilan yang esensial dalam membentuk karakter generasi muda. Terutama bagi siswa sekolah dasar, literasi digital tidak sekadar kemampuan mengoperasikan perangkat teknologi, tetapi mencakup pemahaman mendalam dalam mengevaluasi, mengolah, dan memanfaatkan informasi secara bijaksana. Keterampilan ini menjadi semakin krusial karena teknologi kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam proses belajar-mengajar. Namun, tantangan besar masih menghadang upaya peningkatan literasi digital di kalangan siswa sekolah dasar.
Apa Itu Literasi Digital?
Literasi digital tidak hanya meliputi kecakapan teknis, tetapi juga melibatkan aspek kognitif, sosial, dan emosional yang membantu individu berperan secara efektif dalam dunia digital. Menurut Dinie dan Solihin (2021), seseorang yang memiliki literasi digital mampu mengidentifikasi, mengelola, mengevaluasi, serta mensintesis sumber daya digital dengan bijak. Literasi ini menciptakan generasi yang kritis dan siap menghadapi tantangan di dunia maya.
Namun, kenyataannya menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum memahami potensi teknologi secara maksimal. Banyak di antara mereka lebih sering menggunakan perangkat digital untuk hiburan, seperti bermain gim atau menonton video, daripada memanfaatkannya sebagai alat pembelajaran. Kondisi ini menunjukkan rendahnya tingkat literasi digital dan kurangnya bimbingan yang memadai, baik dari sekolah maupun keluarga.
Tantangan Literasi Digital di Kalangan Siswa SD
Ada beberapa kendala utama yang menghambat peningkatan literasi digital di kalangan siswa sekolah dasar:
Kurangnya Pemahaman Dasar Literasi Digital
Siswa sering kali hanya menggunakan perangkat digital untuk kegiatan konsumtif, tanpa memahami manfaatnya sebagai alat belajar. Akibatnya, mereka menjadi rentan terhadap berbagai dampak negatif seperti penyebaran informasi palsu (hoaks) atau risiko cyberbullying.
Dominasi Teknologi Sebagai Hiburan
Banyak siswa menggunakan ponsel atau tablet hanya untuk mengisi waktu luang dengan konten hiburan yang kurang mendidik. Akses tanpa pengawasan ini dapat menyebabkan kecanduan teknologi yang berakibat buruk pada perkembangan karakter mereka.