PORTAL PANTURA – Basirun, seorang tukang patkir di depan sebuah toko bakpia di sekitar Malioboro sebut Prabowo hanya ramai spanduknya saja.
“Orang-orang ramai membicarakan Anies-Muhaimin,” ungkapnya.
Ditanya mengapa orang Jogja membicarakan tentang Anies, Basirun kemudian mengungkapkan fakta calon presiden nomor urut 1 tersebut.
“Saya dengar dia orang Jogja, orang tuanya juga,” ungkap Basirun.
Seorang tukang ojeg online yang sedang istirahat di kawasan masjid raya Malioboro bernama Agus Suparjo berpendapat mengenai calon presiden Prabowo Subianto.
Dikatakanya, warga Jogja tidak minat dengan sosok mantan menantu Suharto tersebut.
Dikatakanya, model kepemimpinan Prabowo tidak cocok dengan kultur warga Jogja yang mengedepankan sopan santun dan tata krama.
“Masyarakat Jogja terbiasa dipimpin oleh Sultan yang kalem tapi tegas,” ujarnya.
Salah seorang pedagang di Pasar Bringharjo Jogja bernama Siti juga memiliki pandangan tersendiri tentang Prabowo.
“Dia mencalonkan diri menjadi presiden sampai 3 kali, kok nggak bosan,” ujarnya.
Menurutnya, jika seseorang sudah tidak dipercaya berkali-kali, artinya ada apa-apa.
Dia justru mempertanyakan motif Prabowo kembali mencalonkan diri menjadi presiden.
“Apakah ada uang di balik batu, kita tidak tahu,” ujarnya.
Siti mempertanyakan pernyataan Prabowo yang tidak butuh jabatan, tetapi mencalonkan diri menjadi presiden sebanyak 4 kali.
Dia juga mempertanyakan mengapa setelah kalah dari Jokowi malah justru jadi anak buahnya.