Pendidikan adalah fasilitas yang penting untuk meningkatkan dan memperoleh kualias sumber daya manusia yang baik. Pada saat ini dalam lingkungan pendidikan hanya berfokus pada kurikulum akademik dan prestasi akademiknya. Namun, kegiatan seni seperti menulis puisi sering kali diabaikan atau tidak diberi ruang yang cukup. Pemberian ruang untuk menulis puisi dapat melatih kreatifitas dan imajinasi peserta didik khususnya jenjang sekolah dasar.
Menulis menjadi salah satu tantangan bagi peserta didik yakni memiliki ide bagus, namun sulit untuk mengungkapkannya ke dalam bentuk tulisan. Terlebih, jika peserta didik mendapatkan perintah untuk menulis sebuah puisi.
Peserta didik mengalami kesulitan untuk menulis sebuah puisi karena mungkin belum memahami penggunaan diksi atau pemilihan kata yang tepat untuk mencipta puisi.
Wakhyudi (2021) melalui bukunya yang berjudul Menggores Tinta Puisi menyatakan bila puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan atau bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan batinnya.
Peserta didik merasa terhambat oleh kesulitan dalam menyampaikan ide-ide secara menulis. Aktivitas menulis tidak banyak disukai oleh peserta didik karena merasa tidak berbakat dan tidak mengetahui apa yang harus ditulis.
Menurut Dalman (2016) dalam buku Keterampilan Menulis, menulis adalah suatu proses yang kemampuan, pelaksanaan, dan hasilnya diperoleh secara bertahap. Artinya untuk menghasilkan tulisan yang baik umumnya orang melakukannya berulang kali.
Dengan demikian menulis merupakan proses yang bertahap untuk memperoleh kemampuan, pelaksanaan, dan hasil yang memuaskan. Menulis puisi dapat menjadi kegiatan yang menarik dan menginspirasi jika pendidik menerapkan strategi-strategi untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didik.
Terdapat enam strategi yang dapat digunakan. Pertama, menggunakan gambar atau ilustrasi, dengan berbantuan media ajar berupa gambar atau ilustrasi, peserta didik dapat memvisualisasikan atau mengekspresikan apa yang dilihat ke dalam bentuk tulisan.
Kedua, menggunakan kata-kata sederana, pendidik dapat mendorong peserta didik untuk menggunakan kata-kata sederhana yang dipahami dengan baik. Ketiga, pemetaan pikiran, peserta didik dapat berpikir kreatif sehunnga di dalam menulis puisi, pemetaan pikiran menjadi sarana yang ampuh untuk memunculkan, dan mengembangkan gagasan.
Keempat, pembelajaran kolaboratif, dengan melalui metode pembelajaran kolaboratif peserta didik dapat berkolaborasi atau berkelompok untuk menyumbangkan ide-ide dan bekerja sama untuk merangkai puisi yang menarik.
Kelima, bermain peran, deangn menggunakan permainan peran peserta didik dapat mengekspresikan karakter, emosi, dam situasi di dalam penulisan puisi.
Keenam, karya wisata, peserta didik dapat melihat dan mengamati langsung objek untuk mencari inspirasi dalam menulis puisi. Peserta didik dapat mengamati alam, mengumpulkan kata-kata, dan menggunakan pengalamannya sebagai bahan untuk menulis puisi.
Tantangan dalam mengubah ide menjadi kata-kata, terutama dalam puisi, adalah sesuatu yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, dengan adanya penerapan strategi kreatif untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi di sekolah dasar, diharapkan peserta didik dapat mengatasi hambatan tersebut dengan lebih mudah dan menarik.
Selain itu, ketercapaian juga perlu didukung dari upaya peran pendidik dalam mengimplementasikan strategi diantaranya melalui aktualisasi enam strategi pembelajaran menulis puisi.***