tutup / scroll untuk melanjutkan
iklan
Banner
Story

Mahasiswa Asal Brebes Raih Prestasi Gemilang di Ajang Internasional di Malaysia

Avatar photo
×

Mahasiswa Asal Brebes Raih Prestasi Gemilang di Ajang Internasional di Malaysia

Sebarkan artikel ini
Rose Salma Rafliyani. (Istimewa)
Rose Salma Rafliyani. (Istimewa)
iklan

Portal Pantura, Brebes – Seorang mahasiswa asal Plompong, Sirampog, Brebes, Rose Salma Rafliyani, berhasil mengukir prestasi membanggakan di ajang International Youth Innovation Summit (IYIS) yang berlangsung di Malaysia pada 10–13 Desember 2024.

Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Institut Agama Islam Nasional (IAI) Laa Roiba Bogor angkatan 2022 ini meraih dua penghargaan bergengsi: Juara 2 dalam kategori Best Video Project Inovasi di bidang pendidikan dan penghargaan Most Creative Delegate.

⬇️ SCROLL UNTUK MELANJUTKAN ⬇️
iklan iklan
⬇️ SCROLL UNTUK MELANJUTKAN ⬇️

Ajang Bergengsi Tingkat Internasional

International Youth Innovation Summit (IYIS) merupakan forum pemuda internasional yang bertujuan mendorong inovasi di berbagai bidang. Acara ini mempertemukan pemuda dari berbagai negara untuk berbagi ide, pengetahuan, dan pengalaman guna menciptakan dampak positif di masyarakat. Kompetisi ini diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang, menjadikannya ajang yang sangat kompetitif.

Dalam kompetisi tersebut, Rose Salma mempresentasikan video proyek inovasi digital yang mendapat perhatian dewan juri. Video ini tidak hanya menjelaskan konsep inovasi yang ditawarkan, tetapi juga memaparkan strategi pemasaran untuk mengenalkan proyek tersebut kepada khalayak yang lebih luas.

Proyek Rose dinilai oleh tim juri internasional, termasuk Miss Saliza Ernizan Binti Husin, Ketua Gabungan Pelajar Melayu Semenanjung (GPMS) Cawangan Pontian sekaligus perwakilan International Youth Centre (IYC), dan Mr. Muhammad Alwi, Co-Founder Global Youth Preneur Nusantara.

Inovasi dan Dedikasi yang Berbuah Prestasi

Capaian ini tidak terlepas dari dedikasi dan kerja keras Rose dalam mengembangkan ide-ide inovatif. Ia mengaku perjalanan menuju kesuksesan tidaklah mudah. “Prestasi ini adalah hasil dari usaha keras saya selama ini, terutama untuk membuktikan bahwa meskipun berasal dari desa kecil, kita tetap bisa berprestasi di tingkat internasional,” ungkap Rose.

Lahir dari keluarga sederhana, Rose tumbuh di tengah keterbatasan ekonomi. Ia kehilangan ayahnya saat masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar. Ibunya, yang kini berusia 66 tahun, bekerja keras sebagai buruh tani sekaligus penjual jajanan sekolah untuk membesarkan anak-anaknya. Dengan penghasilan keluarga yang hanya sekitar Rp350 ribu per bulan, Rose belajar untuk mandiri sejak dini.

“Saya mulai membantu ibu berjualan sejak SMP. Saya membawa termos es ke sekolah setiap pagi dan bergantian menjaga lapak dagangan saat jam istirahat,” kenang Rose.

Baca berita Portal Pantura lebih cepat di WhatsApp KLIK DI DI SINI Atau Telegram:KLIK DI SINI

Dilarang mengambil dan atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk tujuan komersil tanpa seizin redaksi.

Banner